Nama :
Risdawati Hutabarat
NPM :
1215031064
Konsentrasi : SIE
Tugas :
Pemodelan dan Simulasi
SOAL :
1.
Apa definisi dari model konseptual, model logika dan model
komputer pada verifikasi dan validasi model simulasi ?
2.
Berikan contoh model
simulasi sistem produksi multi stage !
3.
Kembangkan model simulasi
untuk pabrik perlengkapaan penangan material !
JAWABAN :
1.
Pada saat verifikasi dan validasi model simulasi dapat
menggunakan 3 model yaitu :
a. Model Konseptual :
Menggambarkan sistem secara konsep, dapat
secara
verbal atau
menggunakan grafik.
b. Model Logika : Menerjemahkan
model konseptual ke dalam bentuk suatu
c.
Model Komputer : Menerjemahkan model logika ke dalam program computer
2. Berikut adalah contoh model
simulasi sistem produksi multi stage
Salah satu penelitian yang telah dilakukan yaitu mengenai analisis batch produksi (production lot) dengan menggunakan pendekatan hybrid simulasi-analitik. Kondisi riil sistem yang diteliti adalah bersifat multistage, dalam hal ini sistem terdiri dari beberapa tahapan proses pada proses ini simulasi digunakan sebagai alat untuk menentukan transfer batch sizes yang memiliki performansi terbaik dan tetap dapat memenuhi permintaan dengan input production lot sizes hasil model analitik dengan pendekatan multistage.
Tujuannya adalah menentukan production lot dan inventori yang optimal untuk setiap produk serta transfer batch di setiap mesin di setiap periode serta menganalisa model kebijakan production lot yang baru.
Salah satu penelitian yang telah dilakukan yaitu mengenai analisis batch produksi (production lot) dengan menggunakan pendekatan hybrid simulasi-analitik. Kondisi riil sistem yang diteliti adalah bersifat multistage, dalam hal ini sistem terdiri dari beberapa tahapan proses pada proses ini simulasi digunakan sebagai alat untuk menentukan transfer batch sizes yang memiliki performansi terbaik dan tetap dapat memenuhi permintaan dengan input production lot sizes hasil model analitik dengan pendekatan multistage.
Tujuannya adalah menentukan production lot dan inventori yang optimal untuk setiap produk serta transfer batch di setiap mesin di setiap periode serta menganalisa model kebijakan production lot yang baru.
- -
Pertama, dengan menggunakan
data-data yang ada, tentukan ukuran production lot yang optimal dengan metode
programa linier.
-
- Selanjutnya ukuran production
lot digunakan sebegai input simulasi untuk menentukan ukuran transfer
batch.
-
- Rata-rata panjang antrian dan waktu tunggu
menjadi ukuran performansi yang digunakan sebagai acuan penentuan ukuran transfer
batch dari beberapa alternatif ukuran yang ada. Ukuran production lot
yang dihasilkan sama besarnya dengan demand tiap periode.
-
- Sedangkan untuk ukuran transfer
batch, hasil penentuan dengan menggunakan simulasi kemudian
dimplementasikan ke dalam model. Hasilnya adalah adanya penurunan inventori
yang terjadi untuk produk box%
untuk produk connector dan 50,59%sebesar 76,35 connector
dari inventori yang dihasilkan dengan
Besarnya production lot
dan inventori dihitung menggunakan model program linier dengan pendekatan multistage
dan dinamis.
-
- Selain menentukan production lot, dalam
penelitian ini juga ditentukan besarnya transfer batch antar stage
(mesin).
-
- Simulasi digunakan sebagai
alat bantu dalam menentukan besarnya transfer batch. Ukuran transfer
batch sangat bervariasi pada setiap transfer antara dua mesin di setiap
periodenya. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan waktu proses antar stage
(mesin) juga mempengaruhi perbedaan ukuran transfer batch antar stage.
Pada penelitian ini dihasilkan
nilai production lot untuk produk connector dan box connector.
Penelitian ini menggunakan pendekatan multistage, dimana sumberdaya
(mesin) sebagai stage tidak berdiri sendiri melainkan saling
ketergantungan dengan mesin lain. Dengan kata lain, mesin-mesin yang digunakan
bersifat dependen, sama dengan proses produksinya. Sehingga, dalam penentuan production
lot sizes, hubungan antar mesin dipertimbangkan dalam kapasitas produksi di
setiap mesin.
3. Hasil pengembangan model simulasi untuk pabrik
perlengkapan penanganan material.
Industri manufaktur
merupakan suatu industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses
untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Proses
merubah bahan baku menjadi sebuah produk meliputi perancangan produk, pemilihan
material dan tahap-tahap proses dimana produk itu dibuat.
Piston merupakan
komponen utama kendaraan bermotor yang berfungsi merubah energi pembakaran
menjadi energi mekanik. Salah satu perusahaan yang memproduksi piston untuk
alat transportasi bermesin adalah PT. Federal Izumi Manufacturing (FIM).
Adapun tujuan dari
sistem penanganan bahan ini adalah:
Meminimalkan
jumlah antrian bahan terhadap bahan yang akan dipindahkan.
Meminimalkan
waktu antrian bahan terhadap bahan yang akan dipindahkan.
Dalam menjalankan sistem penanganan bahan, terlebih
dahulu membuat model logika berupa diagram alir agar sistem tersebut dapat
berjalan dengan lancar.
Kegiatan dimulai dengan bahan yang datang ke gudang
bahan baku. Setelah
bahan tiba, maka bahan menunggu untuk diangkut ke gedung foundry
-
Kemudian bahan diangkut ke gedung foundry dengan
menggunakan forklift
dan bahan menunggu untuk diproses. Setelah
bahan siap untuk diproses, maka bahan segera diproses di gedung
foundry untuk dilakukan pencetakan piston. Apabila proses pencetakan gagal maka bahan kembali
menunggu untuk proses cetak ulang. Bahan
kemudian akan menunggu untuk diangkut ke gedung machining hanya
jika proses pencetakan berhasil. Selanjutnya bahan diangkut menggunakan
handlift untuk menunggu diproses. Setelah bahan siap untuk diproses,
maka bahan segera diproses di gedung machininguntuk dilakukan pemotongan hasil
cetakan. Jika proses gagal dan harus dilakukan pencetakan ulang, maka bahan
diangkut kembali ke gedung foundry bersama dengan sisa bahan hasil
pemotongan menggunakan kereta return scrup
-
Jika proses gagal namun tidak perlu pencetakan ulang maka
bahan akan kembali menunggu untuk proses pemotongan. Proses pemotongan berhasil
dan bahan menunggu untuk diangkut ke gudang barang jadi. Bahan selanjutnya
diangkut ke gudang barang jadi menggunakan forklift untuk
dilakukan proses pemeriksaan terhadap piston serta pengemasan. Jika keadaan
piston tidak baik maka bahan kembali dibawa ke gedung machining menggunakan kereta reject
-
Jika keadaan piston sudah baik, maka seluruh proses selesai
dan piston siap dikirim ke konsumen.