LUXMETER
(MAKALAH MATA KULIAH INSTRUMEN DAN PENGUKURAN)
DISUSUN OLEH KELOMPOK III :
Nama NPM
Idriansyah 1215031038
Khairul Anwar 1215031040
Kris Sivam 1215031042
Mahendra Dwi G 1215031048
M. Jaka Saputra 1215031052
Novitiyono Wisnu Hadita 1215031054
Oki Akbarsyah 1215031056
Panji Prasetyo Putro 1215031058
Ramadhan Dwi Pratama 1215031060
Risdawati Hutabarat 1215031064
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbilalamin,
banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala
Puji hanya untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayahNya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “LUXMETER”
Dalam
penyusunannya, penulis meperoleh banyak bantuab dari tema-teman ynag membantu
dalam pembuatan makalah ini, karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarmya.
Meskipun
penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itut, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini lebih baik lagi.
Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Bandar
Lampung, Mei 2013
Penyusun
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk
mencapai suatu tujuan tertentu di dalam fisika, kita biasanya melakukan
pengamatan yang disertai dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umum
tidak lengkap apabila tidak disertai data kuantitatif yang didapat dari hasil
pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata, ”bila kita dapat mengukur
yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita
mengetahui apa yang sedang kita bicarakan itu”. Pada kesempatan kali ini kita
akan mengetahui tentang Iluminasi yang berhubungan dengan pencahayaan, serta
melakukan pengukuran tingkat iluminasi dengan menggunakan alat yang dinamakan
luxmeter.
Sebelumnya
perlu diketahui terlebih dahulu definisi tentang cahaya sebelum berbicara
mengenai iluminasi (penerangan). Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk
gelombang elekromagnetik yang bisa dilihat dengan mata. Cahaya diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Matahari adalah sumber cahaya utama di bumi. Tumbuhan
hijau memerlukan cahaya untuk membuat makanan. Sinar dari matahari yang datang
dapat disebut sebagai sinar alami. Sifat-sifat cahaya ialah, cahaya bergerak
lurus ke semua arah. Buktinya adalah kita dapat melihat sebuah lampu yang
menyala dari segala penjuru dalam sebuah ruang gelap.
Sedangkan
Iluminasi adalah tingkat atau kadar terang atau kuat penerangan yang
berhubungan langsung dengan cahaya (pencahayaan). Darmasetiawan &
Puspakesuma (1991) mendefinisikan kuat penerangan ialah kuantitas/jumlah
cahaya pada level pencahayaan / permukaan tertentu. Satuan = lux
(lumen/m2).
Berbicara
masalah pencahayaan berarti kita membagi dua sumber pencahayaan menjadi dua
bagian cahaya alami dengan cahaya buatan.Cahaya alami adalah cahaya yang
bersumber pada matahari sebagai sumbernya. Cahaya alami ini kemudian dibagi
menjadi dua macam yaitu cahaya matahari dan cahaya pantulan. Cahaya matahari
adalah cahaya yang langsung bersumber dari matahari tanpa ada perantara ataupun
penghantar yang mempengaruhi. Sedangkan cahaya pantulan adalah cahaya yang
telah terkena pengaruh dari luar baik itu dipantulkan ataupun perlakuan
lainnya. Cahaya buatan adalah cahaya yang bersumber selain dari matahari dan
biasanya sengaja dibuat, sebagai contoh cahaya lampu kamera, cahaya lampu
penerang dan lain-lain.
Elemen
yang paling penting dalam perlengkapan cahaya, selain dari lampu, adalah
reflector. Reflektor berdampak pada banyaknya cahaya lampu mencapai area yang
diterangi dan juga pola distribusi cahayanya. Reflektor biasanya menyebar
(dilapisi cat atau bubuk putih sebagai penutup) atau specular (dilapis atau seperti
kaca). Tingkat pemantulan bahan reflektor dan bentuk reflektor berpengaruh
langsung terhadap efektifitas dan efisiensi fitting. Reflektor konvensional
yang menyebar memiliki tingkat pemantulan 70-80% apabila baru. Bahan yang lebih
baru dengan daya pemantulan yang lebih tinggi atau semi-difusi memiliki daya
pemantulan sebesar 85%. Pendifusi/Diffuser konvensional menyerap cahaya lebih
banyak dan menyebarkannya daripada memantulkannya ke area yang dikehendaki.
Lama kelamaan nilai daya pantul dapat berkurang disebabkan penumpukan debu dan
kotoran dan perubahan warna menjadi kuning disebabkan oleh sinar UV. Reflektor
specular lebih efektif dimana pemantul ini memaksimalkan optik dan daya pantul
specular sehingga membiarkan pengontrolan cahaya yang lebih seksama dan jalan
pintas yang lebih tajam. Dalam kondisi baru, lampu ini memiliki nilai pantul
sekitar 85-96%. Nilai tersebut tidak berkurang seperti pada reflektor
konvensional yang berkurang karena usia. Bahan yang umum digunakan adalah
alumunium yang diberi perlakuan anoda (nilai pantul 85-90%) dan lapisan perak
yang dilaminasikan ke bahan logam (nilai pantul 91-95%). Menambah (atau
melapisi) alumunium dilakukan untuk mencapai nilai pantul lebih kurang 88-96%.
Lampu harus tetap bersih agar efektif, reflektor optik kaca tidak boleh
digunakan dalam peralatan yang terbuka di industri dimana peralatan tersebut
mungkin akan terkena debu.
Untuk
mengukur tingkat iluminasi (kuat penerangan) ini akan dipergunakan suatu alat
yang disebut dengan luxmeter. Lux Meter yang biasanya digunakan untuk mengukur
pencahayaan(penerangan). The illumination is how level of luminous flux is
falling on a surface area.Yaitu bagaimana tingkat terang ditingkatkan jatuh
pada permukaan suatu daerah. The luminous flux is visible component that is
defined in radiant flux (light power) divided by relative sensitivity of human
eyes over the visible spectrum. Pengaliran yang terang terlihat adalah komponen
yang didefinisikan dalam seri pengaliran (daya cahaya) dibagi dengan relatif
kepekaan mata manusia melalui spektrum terlihat. This means the Lux is well fit
to light level from sense of human eyes. Ini berarti Lux berguna pada acuan
untuk tingkat cahaya dari rasa mata manusia. Satuan dari pengukuran alat ini
adalah LUX (dalam SI).
B.
Sistem
Pencahayaan
Sistem pencahayaan dapat dikelompokkan menjadi :
a)
Sistem pencahayaan
merata.
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan yang merata di
seluruh ruangan,digunakan jika tugas visual yang dilakukan di seluruh tempat
dalam ruanganmemerlukan tingkat pencahayaan yang sama.Tingkat pencahayaan yang
merata diperoleh dengan memasang armatur secaramerata langsung maupun tidak
langsung di seluruh langit-langit.
b) Sistem pencahayaan setempat.
Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan pada bidang kerja
yang tidak merata.Ditempat yang diperlukan untuk melakukan tugas visual yang
memerlukan tingkatpencahayaan yang tinggi, diberikan cahaya yang lebih banyak
dibandingkan dengansekitarnya.Hal ini diperoleh dengan mengkonsentrasikan
penempatan armatur padalangit-langit di atas tempat tersebut.
c)
Sistem pencahayaan
gabungan merata dan setempat.
Sistem
pencahayaan gabungan didapatkan dengan menambah sistem pencahayaansetempat pada
sistem pencahayaan merata, dengan armatur yang dipasang di dekattugas visual.
Sistem pencahayaan gabungan dianjurkan digunakan untuk :
1). tugas visual yang memerlukan tingkat pencahayaan yang
tinggi.
2). memperlihatkan bentuk dan tekstur yang memerlukan cahaya
datang dari arah
tertentu.
3). pencahayaan merata terhalang, sehingga tidak dapat
sampai pada tempat yang
terhalang
tersebut.
4). tingkat pencahayaan yang lebih tinggi diperlukan untuk
orang tua atau yang
kemampuan
penglihatannya sudah berkurang.
Distribusi Luminansi
Distribusi luminansi didalam medan penglihatan harus
diperhatikan sebagai
pelengkap keberadaan nilai tingkat pencahayaan di dalam
ruangan. Hal penting yang harus diperhatikan pada distribusi luminansi adalah
sebagai berikut :
a). Rentang luminasi permukaan langit-langit dan dinding.
b). Distribusi luminansi bidang kerja.
c). Nilai maksimum luminansi armatur (untuk menghindari
kesilauan).
d). Skala luminansi
untuk pencahayaan interior
Luminansi Permukaan Dinding.
Luminansi permukaan dinding tergantung pada luminansi obyek
dan tingkat pencahayaanmerata di dalam ruangan.Untuk tingkat pencahayaan
ruangan antara 500 ~ 2000 lux, makaluminansi dinding yang optimum adalah 100
kandela/m2.
Ada 2 (dua) cara pendekatan untuk mencapai nilai optimum
ini, yaitu :
a). Nilai reflektansi permukaan dinding ditentukan, tingkat
pencahayaan vertikal dihitung,atau ;
b). Tingkat pencahayaan vertikal diambil sebagai titik awal
dan reflektansi yang diperlukandihitung.
Nilai tipikal reflektansi dinding yang dibutuhkan untuk
mencapai luminansi dinding yangoptimum adalah antara 0,5 dan 0,8 untuk tingkat
pencahayaan rata-rata 500 lux, dan antara0,4 dan 0,6 untuk 1000 lux.
Luminansi Permukaan Langit-langit.
Luminansi langit-langit adalah fungsi dari luminansi
armature.Dari grafik ini terlihat jika luminansi armatur kurang dari120
kandela/m2 maka langit-langitharus lebih terang dari pada terang armatur. Nilai
untuk luminansi langit-langit tidak dapatdicapai dengan hanya menggunakan
armatur yang dipasang masuk ke dalam langit-langitsedemikian hingga
langit-langit akan diterangi hampir melulu dari cahaya yang direfleksikan
dari lantai
Distribusi Luminansi Bidang Kerja.
Untuk memperbaiki kinerja penglihatan pada bidang kerja maka
luminansi sekeliling bidang kerja harus lebih rendah dari luminansi bidang
kerjanya, tetapi tidak kurang darisepertiganya.Kinerja penglihatan dapat
diperbaiki jika ada tambahan kontras warna.
Kualitas Warna Cahaya.
Kualitas warna suatu lampu mempunyai dua karakteristik yang
berbeda sifatnya, yaitu :
a). Tampak warna yang dinyatakan dalam temperatur warna.
b). Renderasi warna yang dapat mempengaruhi penampilan obyek
yang diberikan cahaya suatu lampu. Sumber cahaya yang mempunyai tampak warna
yang sama dapat mempunyai renderasiwarna yang berbeda.
Tampak Warna.
Pemilihan warna lampu bergantung kepada Tingkat pencahayaan
yang diperlukan agar diperoleh pencahayaan yang nyaman.Dari pengalaman secara
umum, makin tinggi tingkatpencahayaan yang diperlukan, makin sejuk tampak warna
yang dipilih sehingga terciptapencahayaan yang nyaman.
Kesan umum yang berhubungan dengan tingkat pencahayaan yang
bermacam-macam dantampak warna yang berbeda dengan lampu fluoresen dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Renderasi Warna.
Disamping perlu diketahui tampak warna suatu lampu, juga
dipergunakan suatu indeks yang menyatakan apakah warna obyek tampak alami
apabila diberi cahaya lampu tersebut.Nilai maksimum secara teoritis dari indeks
renderasi warna adalah 100.
Silau.
Silau terjadi jika kecerahan dari suatu bagian dari interior
jauh melebihi kecerahan dariinterior tersebut pada umumnya.Sumber silau yang
paling umum adalah kecerahan yangberlebihan dari armatur dan jendela, baik yang
terlihat langsung atau melalui pantulan.Adadua macam silau, yaitu disability
glare yang dapat mengurangi kemampuan melihat, dandiscomfort glare yang
dapat menyebabkan ketidaknyamanan penglihatan.Kedua macamsilau ini dapat
terjadi secara bersamaan atau sendiri-sendiri.
II.
PEMBAHASAN
A.
PRINSIP
KERJA
Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk
mengukur kuat penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah
tertentu. Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan
format digital. Alat ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan
layar panel. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur
intenstasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan
oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel,
arus yang dihasilkan pun semakin besar.
Sensor yang digunakan pada alat ini adalah photo
diode. Sensor ini termasuk kedalam jenis sensor cahaya atau optic. Sensor
cahaya atau optic adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber
cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengenai suatu daerah
tertentu. Kemudian dari hasil dari pengukuran yang dilakukan akan ditampilkan
pada layar panel.
Berbagai jenis cahaya yang masuk pada luxmeter
baik itu cahaya alami atapun buatan akan mendapatkan respon yang berbeda dari
sensor. Berbagai warna yang diukur akan menghasilkan suhu warna yang
berbeda,dan panjang gelombang yang berbeda pula. Oleh karena itu pembacaan yang
ditampilkan hasil yang ditampilkan oleh layar panel adalah kombinasi dari efek
panjang gelombang yang ditangkap oleh sensor photo diode.
Pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada layar
panel LCD (liquid Crystal digital) yang format pembacaannya pun memakai format
digital. Format digital sendiri didalam penampilannya menyerupai angka 8 yang
terputus-putus. LCD pun mempunyai karakteristik yaitu Menggunakan molekul
asimetrik dalam cairan organic transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan
listrik eksternal.
Hampir semua lux meter terdiri dari rangka
sebuah sensor dengan sel foto, dan layer panel. Sensor diletakkan pada sumber
cahaya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel
foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang
dihasilkan lebih besar.
Cahaya
selalu membuat beberapa jenis perbedaan warna pada panjang gelombang yang
berbeda. Oleh karena itu, pembacaan merupakan kombinasi efek dari semua panjang
gelombang. Standar warna dapat dijadikan referensi sebagai suhu warna dan
dinyatakan dalam derajat Kelvin. Standar suhu warna untuk kalibrasi dari hampir
semua jenis cahaya adalah 2856 derajat Kelvin, yang lebih kuning dari pada
warna putih. Berbagai jenis dari cahaya lampu menyala pada suhu warna yang
berbeda. Pembacaan lux meter akan berbeda, tergantung variasi sumber cahaya
yang berbeda dari intensitas yang sama.
Hal ini
menjadikan, beberapa cahaya terlihat lebih tajam atau lebih lembut dari pada
yang lain. Lux meter digunakan untuk mengukur tingkat iluminasi (cahaya) di
perkantoran, pabrik, markas kemanan dan lain sebagainya.
Adapuun bagian- bagian dari alat lux meter
adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Lux Meters
Fungsi
bagian- bagian alat ukur :
Layar
panel : Menampilkan hasil pengukuran
Tombol
Off/On : Sebagai tombol untuk menyalakan atau mematikan alat
Tombol
Range : Tombol kisaran ukuran
Zero
Adjust VR : Sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi error)
Sensor
cahaya : Alat untuk mengkoreksi/mengukur cahaya.
Aliran
cahaya atau fluksi iluminasi (F) yang dipancarkan oleh sumber diukur dalam
Lumen. Satu Lumen adalah fluki cahaya yang dipancarkan dalam sudut pejal satuan
dari sebuah titik sumber sebesar satu lilin. Radian dapat dipandang sebagai
sudut yang dilingkupi oleh suatu busur yang sama dengan radius satuan r ,
sedangkan sebuah sudut pejal menutupi suatu daerah pada bola pejal yang sama
dengan kuadarat jari-jarinya.
F = I W Lumen
Dimana :
F = Fluksi cahaya
I = Intensitas Cahaya
Iluminassi
(E) adalah cahaya yang jatuh pada sebuah permukaan. Hali ini diukur terhadap
fluksi penerangan yang diterima pada luas satuan, misalnya Lumen setiap m2,
satuannya adalah Lux. Penerangan cahaya (Iuminasi) mengikuti hokum kuadrat
terbalik sehingga jika permukaan yang diterangi berpindah dari harga semula
untuk iluminasi hubungannya dapat dituliskan
E = I / h2 Lux
Dimana :
E = Iluminasi (Lux)
I = Intensitas Cahaya (Candela)
h = Jarak antara luxmeter dengan
sumber cahaya (meter)
B. Prosedur Penggunanaan Alat
Dalam mengoperasikan atau menjalankan lux meter
amat sederhana. Tidak serumit alat ukur lainnya, dalam penggunaannya yang harus
benar- benar diperhatikan adalah alat sensornya,karena sensornyalah yang kan
mengukur kekuatan penerangan suatu cahaya. Oleh karena itu sensor harus
ditempatkan pada daerah yang akan diukur tingkat kekuatan cahayanya (iluminasi)
secara tepat agar hasil yang ditampilkan pun akuarat. Adapun prosedur penggunaan
alat ini adalah sebagai berikut :
- Geser tombol ”off/on” kearah On.
- Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux
atau 50.000 lux) pada tombol Range.
- Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada permukaan
daerah yang akan diukur kuat penerangannya.
- Lihat hasil pengukuran pada layar panel.
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam
perawatan alat ini adalah sensor cahaya yang bersifat amat sensitif. Dalam
perawatannya sensor ini harus diamankan pada temapat yang aman sehingga sensor
ini dapat terus berfungsi dengan baik karena sensor ini merupakan komponen
paling vital pada alat ini.
Selain dari sensor, yang harus diperhatikan
pada alat ini pun adalah baterainya. Jikalau pada layar panel menunjukan kata ”
LO BAT” berarti baterai yang digunakan harus diganti dengan yang baru. Untuk
mengganti baterai dapat dilakukan dengan membuka bagian belakang alat ini (lux
meer) kemudian mencopot baterai yang habis ini, lalu menggantinya dengan yang
dapat digunakan. Baterai yang digunakan pada alat ini adalah baterai dengan
tegangan 9 volt, tetapi untuk tegangan beterai ini tergantung pada spesifikasi
alatnya.
Apabila hasil pengukuran tidak seharusnya
terjadi, sebagai contoh diruangan yang dengan kekuatan cahaya normal setelah
dilakukan pengukuran ternyata hasilnya tidak normal maka dapat dilakukan
pengkalibrasian ulang dengan menggunakan tombol ”Zero Adjust”.
C. Cara Pembacaan
Pada tombol range ada yang dinamakan kisaran
pengukuran. Terdapat 3 kisaran pengukauran yaitu 2000, 20.000, 50.000 (lux). Hal
tersebut menunjukan kisaran angka (batasan pengukuran) yang digunakan pada
pengukuran. Memilih 2000 lux, hanya dapat dilakukan pengukuran pada kisaran
cahaya kurang dari 2000 lux. Memilih 20.000 lux, berarti pengukuran hanya dapat
dilakukan pada kisaran 2000 sampai 19990 (lux). Memilih 50.000 lux, berarti
pengukuran dapat dilakukan pada kisaran 20.000 sampai dengan 50.000 lux. Jika
Ingin mengukur tingkat kekuatan cahaya alami lebih baik baik menggunakan
pilihan 2000 lux agar hasil pengukuran yang terbaca lebih akurat. Spesifikasi
ini, tergantung kecangihan alat.
Apabila dalam pengukuran menggunakan range
0-1999 maka dalam pembacaan pada layar panel di kalikan 1 lux. Bila menggunakan
range 2000-19990 dalam membaca hasil pada layar panel dikalikan 10 lux. Bila
menggunakan range 20.000 sampai 50.000 dalam membaca hasil dikalikan 100 lux.
D. Kegunaan Lux Meter
Luxmeter merupakan alat
yang dapat digunakan untuk mengukur kuat atau lemahnya cahaya yang terdapat
pada suatu ruangan atau tempat tertentu. Apabila kita telah mengetahui
intensitas cahaya pada suatu ruangan, kita dapat menentukan lampu yang tepat
untuk dipasang pada setiap ruangan. Sehingga, dihasilkan tingkat pencahayaan
yang sesuai standar. agar tingkat pencahayaan ruangan sesuai dengan fungsi ruangan.
Fungsi ruangan yang dimaksud adalah jenis aktifitas yang dilakukan di dalam
ruangan tersebut. Biasanya alat ini banyak digunakan pada arsitektur,
penelitian, fotografi,. Dalam aplikasi penggunaannya dilapangan alat
ini lebih sering digunakan pada bidang arsitektur, industri, dan lain-lain.
Sedangkan penggunaan
lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam
keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya
akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai
sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.
Prisip kerja alat ini pun banyak digunakan pada
alat yang biasa digunakan pada fotografi, sebagai contoh pada alat available
light, reflected lightmeter, dan incident lightmeter. Selain itu didalam
penelitian-penelitian mengenai tingkat keanekaragaman dan lain- lain yang
senantiasa diperlukan data mengenai tingkat pencahayaan alat ini pun dapat
digunakan.
III.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan
mengenai alat ukur lux meter adalah :
1.
Lux meter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kuat penerangan (tingkat iluminitas).
2.
Alat ini bagian- bagiannya terdiri dari sebuah
sensor dengan sel foto (photo diode), dan layar panel.
3.
Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan alat
ini adalah sebagai berikut:
a.
Sensor harus diletakan pada tempat yang tepat
(saat melakukan pengukuran) untuk menghasilkan pembacaan yang akurat.
b.
Berkenaan dengan sensitifitas sensor yang
tinggi, sensor harus ditempatkan pada tempat yang aman.
c.
Bila pada layar panel tertera ”LO BAT”,
sebaiknya baterai harus diganti.
4.
Alat ini biasa digunakan pada bidang
arsitektur, industri, fotografi, biologi dan lain-lain
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2012.Luxmeter
Anonim.2012.Alat ukur Luxmeter
PBE, Tim penyusun.2013.Modul Praktikum
Instrumen dan Pengukuran.Bandar Lampung: Universitas Lampung
Purwanto, Budi. 2000. Fisika Dasar : Teori dan
Implementasinya. Solo: Tiga
Serangkai
Tranggono, Agus dkk. 2003. Sains Fisika. Jakarta :
Bumi Aksara